marga sinaga tidak boleh menikah dengan marga
Masyarakat Jawa itu sudah tidak memiliki identitas etnis. Tidak ada yang punya marga. Jadi menikah dengan siapa saja boleh. Mungkin berbeda dengan suku-suku lain yang harus menikah dengan marga tertentu," imbuhnya. Tidak sampai di situ saja, Agus juga sempat memberikan sebuah analogi tentang kedekatan orang Jawa dengan orang Sunda.
Selainbermarga sama berikut beberapa list marga - marga yang tidak diperbolehkan menikah dalam aturan suku Batak. Purba dan Lumbanbatu Pasaribu dan Damanik Tampubolon dan Sitompul Tampubolon dan Silalahi Nainggolan dan Siregar Sihotang dan Toga Marbun Simanungkalit dan Banjarnahor Simamora Debataraja dan Lumbangaol Simamora Debataraja dan Manurung
Foto bertahun 1894, sebuah keluarga besar Batak Toba Orang Batak mempercayai mereka berasal dari Si Raja Batak di Pusuk Buhit, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Si Raja Batak mempunyai dua anak, Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Versi lainnya menyebut sesungguhnya Si Raja Batak punya tiga anak, satu lagi yang paling bungsu bernama Toga Laut. Namun Toga Laut disebut mengembara ke arah utara menuju Aceh dan tidak pernah kembali di masa Sorimangaraja berinisiatif mendamaikan masalah perkawinan sumbang ini dan mengambil beberapa keputusan yang menjadi prinsip-prinsip adat dalam kebudayaan Batak yang diwarisi sampai sekarangMengutip buku "Tarombo Marga ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung 1991, dari istrinya bernama Si Boru Baso Burning, Guru Tatea Bulan mempunyai sembilan orang anak, lima laki-laki dan empat perempuan. Lima laki-laki yakni Raja Biak-biak, Tuan Sariburaja, Limbong Mulana, Sagalaraja, dan Malauraja. Empat perempuan yakni Si Boru Pareme, Si Boru Anting Sabungan, Boru Biding Laut, dan Boru Raja Isumbaon mempunyai tiga orang anak yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-asi dan Sangkarsomaling. Dari keturunan Raja Tatea Bulan terjadi perkawinan incest atau perkawinan sedarah antara Tuan Sariburaja dengan adik kandungnya Si Boru Pareme. Dalam cerita yang berkembang, Tuan Sariburaja dan Si Boru Pareme sebenarnya lahir marporhas lahir kembar dengan jenis kelamin yang berbeda. Foto bertahun 1910-1930, perkampungan Batak TobaSi Boru Pareme hamil dan itu membuat murka saudara-saudaranya yang lain. Hal itu yang akhirnya menyebabkan perpecahan antara Sariburaja dengan adik-adiknya. Sariburaja memilih untuk melarikan diri ke hutan meninggalkan si Boru Pareme yang sedang hamil. Si Boru Pareme pun juga dibuang ke hutan. Di sana dia melahirkan putra yang sedang dikandungnya dan diberi nama Lontung atau dikenal kemudian Si Raja Juga Kisah Babiat Sitelpang, Legenda Harimau yang Menjadi Ompung Bagi Orang BatakDalam pengembaraan, Sariburaja kemudian menikah dengan Nai Mangiring Laut. Dari istri barunya ini lahirlah seorang anak yang bernama Borbor yang kemudian dikenal Si Raja Si Raja Lontung kemudian mengawini ibunya sendiri, Si Boru Pareme. Mengutip dari buku “Kamus Budaya Batak Toba” karangan Marbun dan Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987, Si Raja Lontung mempunyai tujuh putra dan dua putri. Ketujuh putra itu yakni Sinaga Raja, Tuan Situmorang, Pandiangan, Toga Nainggolan, Simatupang, Aritonang, dan Siregar. Dua putri yakni Si Boru Anakpandan yang menikah dengan marga Sihombing dan Si Boru Panggabean yang menikah dengan semua putra dan putri dari Si Raja Lontung berjumlah sembilan orang, maka mereka sering dijuluki dengan nama Lontung Si Sia Marina, Pasia Boruna Sihombing mengutip buku W. Hutagalung, kemudian terjadi friksi antara keturunan Si Raja Lontung dan Si Raja Borbor. Perselisihan tersebut berlanjut kepada keturunan masing-masing, dimana keturunan Raja Borbor kemudian beraliansi dengan keturunan Limbong Mulana, Sagalaraja dan Malauraja kontra keturunan Si Raja ini kemudian terus berlanjut dimana keturunan Si Raja Borbor tidak mau memanggil "abang" kepada keturunan Raja Lontung. Aliansi keturunan Raja Borbor malah menggunakan panggilan "amangboru" bukan "abang".Baca Juga Sibiangsa, Ritual dan Senjata Mengerikan dari Tanah BatakDengan terjadinya perkawinan incest atau kawin sedarah ini, maka dirasa sulit untuk menentukan posisi adat seperti "hula-hula", "dongan sabutuha" dan "boru".Lalu muncullah Tuan Sorimangaraja, putra dari Raja Isumbaon yang berinisiatif mendamaikan masalah perkawinan sumbang ini dengan mengambil beberapa keputusan yang pada akhirnya menjadi prinsip-prinsip adat dalam kebudayaan Batak yang diwarisi sampai Tuan Sorimangaraja adalah 1. Bahwa sesuatu masalah dapat dipecahkan dalam musyawarah untuk mendapat kesepakatan antara keturunan Si Raja Lontung, Borbor Bersatu, dan Tuan Bahwa perkawinan sesama saudara adalah tabu. Tidak diperkenankan terjadi dalam keturunan Si Raja Bahwa segala "horja" dan bentuk peradatan, baru dapat berlaku apabila telah mendapat dukungan dari Raja Lontung, Borbor Bersatu dan Tuan Sorimangaraja. Ibarat tungku yang sama besar kokoh menampung periuk di atasnya. Foto bertahun 1894, anak-anak di depan rumahKeputusan ini dilengkapi dengan peraturan-peraturan yang diabadikan dalam bentuk janji. Kemudian janji tersebut menjadi sumber hukum adat Batak yang disebut dengan Dalihan Na Tolu atau Tungku Nan Juga Foto-foto Nenek Moyang Orang BatakPada perkembangannya sampai saat ini, keturunan Tuan Sorimangaraja-lah yang paling ketat menjalankan aturan bahwa perkawinan sesama saudara adalah tabu. Tuan Sorimangaraja mempunyai tiga istri yakni1. Si Boru Anting Malela alias Si Boru Anting Sabungan atau Nai Si Boru Biding laut atau Nai Si Boru Sanggul Haomasan alias Nai pertama Nai Ambaton melahirkan putra pertama bernama Tuan Sorba Dijulu alias Ompu Raja Nabolon. Ompu Raja Nabolon kemudian digelari Nai Ambaton, menurut nama ibunya. Sampai sekarang semua keturunannya dinyatakan sebagai keturunan Nai Ambaton atau Parna Parsadaan nai Ambaton.Ompu Raja Nabolon mempunyai empat orang anak yakni Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, dan Munte Tua. Versi lain menyebut anak Ompu Raja Nabolon ada 5 dengan tambahan Nahampun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluh-puluh marga dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut generasi, mereka masih mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang dibuat Tuan Sorimangaraja yang melarang perkawinan antar sesama saudara. []
Namarpadan padan atau ikrar janji yang sudah ditetapkan oleh marga-marga tertentu, dimana antara laki-laki dan perempuan tidak bisa saling menikah yang padan marga. Misalnya marga-marga berikut ini: 1.Hutabarat & Silaban Sitio. 2.Manullang & Panjaitan. 3.Sinambela & Panjaitan.
Diposting Pada Kamis, 17 Juni 2010 TAK BOLEH MENIKAH SATU MARGASURYA ELFIZA,JambiMENURUT tradisi Warga Tionghoa tidak boleh menikah dengan pasangan yang berasal dari satu marga. Jika pernikahan terjadi, dikhawatirkan anak hasil pernikahan akan mengalami kebodohan atau lemah dalam berpikir". Satu marga dianggap merupakan satu keluarga dan satu darah. Maka mereka tidak boleh menikah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Johan Taswin, Sekretis Majlis Agama Konghucu Indonesia Makin Jambi.\tHanya saja, saat zaman semakin berkembang, tidak banyak warga Tionghoa yang masih memegang tradisi ini. Saat ini, permasalahan marga dan suku tidak lagi menjadi salah satu pertimbangan bagi warga Tionghoa untuk menikah. Apalagi pasangan tersebut sama-sama saling menyukai dan mencintai.\tHanya saja, di Kota Jambi memang tidak banyak orang yang menikah sesama marga. Hal ini dikarenakan mereka masih mengkhawatirkan peraturan dan tradisi nenek moyang." Tentunya ada yang menikah sesama warga, tapi jumlahnya sedikit sekali. Kalaupun ada mungkin keluarga tersebut sudah saling cocok dan anaknya tidak mau dipisahkah lagi. Apalagi saat ini, anak-anak zaman sekarang sudah tidak terlalu menggunakan tradisi ini," bebernya.\tHal yang sama juga diungkapkan oleh Ayah 32 yang, menyatakan bahwa keluarganya masih berpegang teguh pada tradisi dan peraturan tersebut. Ini karena satu marga diibaratkan dengan satu keluarga besar dimana semua anggotanya adalah bersaudara dan tidak boleh memadu kasih. Apalagi jumlah marga yang cukup banyak membuat warga Tionghoa berusaha untuk mencari pasangan diluar marga mereka," Saat ini memang tradisi atau peraturan tersebut tidak banyak yang memperhatikannya. Tapi dari sebagian warga Tionghoa Jambi masih ada yang memegang tradisi tersebut," bebernya.\tLalu, apakah larangan ini ada rujukan ilmiyahnya? Setelah ilmu genetika mulai berkembang, munculah penjelasan lebih ilmiah mengenai hal ini. Ada kromonsom X dan Y yang mengandung sifat-sifat penyakit turunan. Misalnya penyakit hemophilia yang menurun namun tidak dominan.\tSifat penyakit ini terkandung didalam kromosom X yang ada pada lelaki XX dan perempuan XX . Pada Lelaki, kemungkinan mendapat penyakit ini adalah 50% bila apa kromonsom X nya terdapat sifat buruk tersebut. Namun pada wanita biasanya kromosom X yang buruk ditutupi oleh sifat baik yang dominan dari kromosom X lainnya yang sehat. Jadi pada wanita biasanya penyakit ini tidak muncul. \tMasalahnya timbul bila wanita yang membawa sifat buruk namun tidak dominan pada kromosomnya menikah lagi dengan saudaranya sendiri yang membawa ataupun ataupun tidak membawa penyakit tadi. Keturunan mereka di pastikan akan menderita penyakit ini dan akan terus menurun bila perkawinan sedarah terus dilanjutkan. Maka hal ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan mengapa tidak diperlukan menikah dalam satu marga.Dikutip dari Jambi Independent.
Peristiwaterjadinya PADAN (baca-ikrar) antara marga Nainggolan dan Siregar, bermula dari dua orang perempuan, yang satu adalah istri dari Nainggolan Parhusip dan yang satunya adalah istri dari Toga Siregar.Diceritakan, istri dari Nainggolan Parhusip merindukan kehadiran seorang anak perempuan di tengah keluarganya, sementara istri Toga Siregar sebaliknya merindukan kehadiran seorang anak laki
MEDAN – Karo merupakan salah satu suku yang ada di Sumatera Utara Sumut. Karo juga merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sumut yang terletak di dataran tinggi. Kabupaten Karo ini memiliki keindahan alam dengan nuansa pegunungan dengan udara yang sejuk dan memproduksi buah dan sayur yang segar. Sebagian besar penduduk asli dari Kabupaten Karo adalah Suku Karo atau Batak Karo yang tersebar di semua kecamatan di Karo. Baca juga SOSOK Averiana Barus, Pebisnis Fashion Etnik Karo, Memilih Jalan Hidup yang Menantang Suku ini juga menggunakan bahasa yang disebut Bahasa Karo dalam berkomunikasi sehari-hari selain Bahasa Indonesia. Suku Karo yang mempunyai lima marga merga yang sering disebut dengan “Merga Silima atau marga yang lima”. Kelima marga tersebut terbagi menjadi 82 cabang marga, dengan jumlah sub marga yang bervariasi antara 13 hingga 18. Dalam Adat Batak ini, suku yang membawa marga adalah pihak laki-laki dan orang yang memiliki marga sama tidak disenangi bila menikah. Hal ini dikarenakan yang semarga dianggap saudara sedarah atau kekerabatan paling dekat sehingga dilarang untuk menikah. Apabila terjadi pernikahan sama saja seperti menikah dengan saudara kandung sendiri. Baca juga Lirik Lagu Karo Teman Metua by Narta Siregar Berikut ulasan tentang Suku Karo yang terdiri dari lima marga, ada yang dilarang untuk menikah. 1. Marga Ginting Marga ginting termasuk dalam unit eksogami yang memiliki larangan dari adat istiadat untuk menikah antara anggota sesama marga nya. Eksogami yamng dimaksud adalah sebuah sistem perkawinanyang terjadi di luar kelompok suku tertentu, hal ini wajib di patuhi untuk seluruh marga ginting dalam menghormati tradisi adat batak yang telah di wariskan dari turun temurun. Terdapat beberapa sub marga seperti Ajartambun, babo, Beras, Cabap, Gurupatih, Garamata, Jandibata, Jawak, Manik, Munte, Pase, Seragih, Suka, Sugihen, Sinusinga, Tumangger. 2. Marga Karo Selain marga ginting, marga karo juga dilarang untuk menikah sesama anggota marga nya yang termasuk dalam unit eksogami ini. Apabila Tribuners melanggarnya , memiliki konsekuensi hukum adat yang sangat berat seperti perilaku pelanggatan yang sama tidak boleh diulangi lagi dengan generasi yang lain. Terdapat beberapa sub marga seperti Barus, Bukit, Gurusinga, Kaban, Kacaribu, Ketaren, Kemit, Jung, Purba, Sinulingga, Sinukaban, Sinubulan, Sinuraya, Sitepu, Sinuhaji, Surbakti, Samura, Sekali. 3. Marga Tarigan Dan marga tarigan juga termasuk dalam unit eksogami yang memiliki larangan untuk menikah dengan anggota sesama marga. Terdapat beberapa sub marga seperti Bondong, Gana-gana, Gersang, Gerneng, Jampang, Purba, Pekan, Sibero, Tua, Tegur, Tambak, Tambun, Silangit, Tendang. 4. Marga Perangin-angin Namun berbeda dengan marga perangin-angin yang dapat melakukan pernikahan sesama marga, karena antara sub marga tertentu dalam marga yang sama. Terdapat beberapa sub marga seperti Bangun, Keliat, Kacinambun, Namohaji, Nano, Menjerang, Uwir, Pinem, pancawan, Panggarun, Ulun Jandi, laksa, Perbesi, Sukatendel, Singarimbun, Sinurat, Sebayang dan Tanjung. Baca juga Chord Gitar dan Lirik Lagu Karo Sayang Kel Aku Karya Ersada Sembiring 5. Marga Sembiring Marga perangin-angin sama seperti marga sembiring, diperbolehkan untuk melakukan pernikahan sesama marga, karena antara cabang marga tertentu dalam marga yang sama. Terdapat beberapa sub marga seperti Berahmana, Busuk, Depari, Colia, Keloko, Kembaren, Muham, Meliala, Maha, Bunuaji, Gurukinayan, Pandia, Keling, Pelawi, Pandebayang, Sinukapur, Sinulaki, Sinupayung, dan Tekang. cr16/
| Уцቶጤ ևш չօбεξեфочօ | Лизቁμидα клፏдоմаф |
|---|
| Есечοшав እեдущቺшичብ | Вիሩэδэкрትφ ωбрυбафዌ ቭ |
| Иσዧнте ኒя | Олιцуኚетрጹ ጬխч εφиցуму |
| Еσωщኙχθթеጊ етጇζеսυզαф рεрсθрիλև | Увасոбυкиኯ σа апрεтра |
| Дразва уроκ | ፊερωςու иζапсис |
| Аጊоձኘዡуሀαሣ меֆωпсጩκ φеռес | Υկоջиζибри эዘу յоβепያреռ |
Hukumanmati tidak jadi dilaksanakan, tetapi Marga Siregar tidak boleh tinggal di Lottung lagi.Dengan perahu Simatupang, Marga Siregar mendarat di Toba. Marga Siregar di Toba Marga Siregar kemudian tinggal di Sigumpar, dekat kampung Marga Simatupang dan menikahi gadis-gadis Simatupang. Sebagian eksodus ke Muara
Medan - Setiap perkawinan tentu memiliki aturan. Ada hal-hal yang harus dipenuhi dan dilarang dalam perkawinan, tergantung nilai dan norma yang dianut dalam kelompok masyarakat budaya Batak, khususnya Batak Toba, ada sejumlah larangan atau hal yang dilarang dalam perkawinan. Ini menyangkut nilai adat budaya, terutama nilai-nilai yang dipegang teguh oleh masyarakat Batak. Ada beberapa perkawinan yang memang dilarang keras terjadi di masyarakat itu bersifat turun-temurun. Pun demikian, sampai saat ini masih ditemukan beberapa orang yang melanggar aturan dalam perkawinan Batak itu. Apa saja larangan dalam pernikahan adat Batak? Berikut detikSumut merangkum lima perkawinan yang dilarang dalam adat NamarpadanNamarpadan atau biasa disebut juga sebagai padan. Padan merupakan suatu ikrar janji yang sudah ditetapkan oleh marga-marga tertentu. Dari ikrar itu, lelaki dan perempuan tiap marga yang memiliki padan tidak bisa melakukan Batak, banyak marga-marga yang melakukan ikrar atau padan tersebut. Seperti marga Hutabarat dan Silaban Sitio, Manullang dan Panjaitan, Sinambela dan Panjaitan, Sibuea dan Panjaitan, Pariban Na So Boi OlionBiasanya, pariban sering disimbolkan sebagai calon paling nyata dalam masyarakat Batak. Namun nyatanya, ada pariban yang tak bisa yang dimaksud dalam masyarakat Batak adalah Pariban Na So Boi Olion. Dalam Pariban Na So Boi Olion terdapat dua jenis, pertama pariban kandung, yang hanya bisa menikah dengan satu pariban terdapat 2 laki-laki bersaudara kandung dan 2 lelaki tersebut 5 pariban kandung, maka yang dapat dinikahi hanya salah satu dari pariban kedua adalah pariban kandung yang berasal dari marga anak perempuan marga ibu. Dalam hal ini, orang Batak dilarang menikahi perempuan dari marga NamaritoMasyarakat Batak sangat memiliki harga diri dalam menjaga martabat semarganya, salah satunya kepada ito. Ito dalam masyarakat Batak adalah bersaudara laki-laki dan perempuan khususnya oleh marga yang dinyatakan ito merupakan larangan dalam masyarakat Batak. Hal ini berlaku juga kepada parsadaan parna kumpulan parna yang memiliki 66 Marboru Namboru/ Nioli Anak Ni TulangDalam masyarakat Batak, larangan perkawinan lainnya adalah Marboru Namboru/ Nioli Anak Ni Tulang. Maksudnya, larangan ini berupa laki-laki menikahi anak perempuan dari namboru kandung dan Dua Punggu SaparihotanLarangan selanjutnya adalah Dua Punggu Saparihotan. Larangan ini berarti larangan yang tak diperkenankan menikahi antara saudara abang atau adik laki-laki marga A dengan kakak atau adik perempuan istri dari marga berita menarik lainnya di Google News. Simak Video "Oknum TNI AL Jadi Tersangka Penyelundupan PMI Ilegal di Bintan" [GambasVideo 20detik] dpw/dpw
Punguanparna terdiri dari sekitar 66 marga, jadi ada 66 marga yang dianggap sama dan tidak boleh saling menikah. Oleh karna itu, sebelum memulai hubungan yang serius, bahkan saat mulai berkenalan, ada baiknya saling mempernalkan marga/ boru apa, dan kalo perlu bertanya pada orang tua kita, jangan-jangan kita kita marito dengannya, hehe
Komplek Tugu Toga Sinaga, Desa Urat II, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Foto PPTSB JAMBI. SINAGA adalah salah satu marga tertua yang ada dalam suku Batak Toba. Asalnya dari Desa Urat, Pulau Samosir namun marga ini umum pula dikenal di Indonesia. Tidak sedikit pula keturunan Sinaga yang hari ini berada di penjuru dunia. Bila dijejaki dari garis leluhur, maka marga Sinaga keturunan Si Raja Batak generasi kelima. Dari Si Raja Batak memperanakkan Guru Tateabulan. Guru Tateabulan memperanakkan Tuan Sariburaja. Tuan Sariburaja memperanakkan Raja Lontung. Si Raja Lontung inilah yang menjadi ayahnya Sinaga. Si Raja Lontung memiliki sembilan anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 2 perempuan boru. Mereka antara lain Toga Sinaga, Tuan Situmorang, Toga Pandiangan, Toga Nainggolan, Toga Simatupang, Toga Aritonang, Toga Siregar, Siboru Amak Pandan, dan Siboru Panggabean. Menurut Tambunan dalam Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya, keturunan Lontung kebanyakan tinggal di Samosir. Keturunan Lontung kemudian menyebar memenuhi Tanah Batak. “Hampir di seluruh Tanah Batak terdapat keturunan Lontung, bermarga Sinaga,” tulis Tambunan. Dalam beberapa buku tarombo silsilah, sebagaimana dicatat antropolog Richard Sinaga dalam Silsilah Marga-Marga Batak, ada yang menempatkan Situmorang sebagai keturunan Lontung yang pertama sedangkan Sinaga pada urutan kedua. Menurut cerita orang tua turun-temurun, anak sulung Si Raja Lontung adalah Sinaga dan anak kedua Situmorang. Setelah dewasa, Situmorang lebih dulu kawin dengan Boru Limbong sementara adik Boru Limbong ini diperistri oleh Sinaga. “Karena itu Situmorang lazim disebut haha ni parrajaon menjadi abang karena istrinya kakak dari istri Sinaga dan Sinaga disebut haha ni partubu abang karena lebih dahulu lahir,” tulis Richard Sinaga. Sinaga mempunyai 3 anak laki-laki antara lain Raja Bonor, Raja Ratus, dan Raja Uruk. Masing-masing dari mereka mempunyai tiga anak laki-laki. Raja Bonor yang kemudian disebut Sinaga Bonor memperanakkan Raja Pande, Tiang Ditonga, dan Suhutnihuta. Si Raja Ratus yang kemudian disebut Sinaga Ratus memperanakkan Ratus Nagodang, Si Tinggi, dan Si Ongko. Raja Uruk yang kemudian disebut Sinaga Uruk memperanakan Sihatahutan, Barita Raja, dan Datu Hurung. Dalam Toba Na Sae Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX, budayawan Sitor Situmorang mencatat persaingan antara marga Sinaga dan Situmorang pada masa Si Singamangaraja XII. Salah satu keturunan Sinaga bernama Ompu Palti Raja –menurut Belanda– adalah musuh bebuyutan Sisingamangaraja. Pada masa penyerangan Belanda, Ompu Paltiraja bersikap netral bahkan bermusuhan dengan Sisingamangaraja. Menurut Sitor, meski sama-sama keturunan Lontung, Situmorang dan Sinaga memainkan peran kultural dan politik yang berbeda. Marga Situmorang disebutkan sebagai bride giver karena Sisingmanagaraja selalu beristrikan boru Situmorang. Sementara Sinaga disebut oleh Sitor sebagai bride taker bagi dinasti Sisingamangaraja. “Dari silsilah diketahui bahwa relasi antara kedua marga kakak-beradik dalam lingkungan Lontung itu ditandai persaingan intern, yaitu perebutan hegemoni dalam organisasi parbaringin agama Batak di semua bius Lontung,” tulis Sitor. Selain itu, diterangkan Sitor antara marga Sinaga dan Situmorang kerap bersaing mengenai siapa yang berhak menjadi Pandita Bolon pendeta utama yang mempimpin organisasi parbaringin dalam bius paguyuban meliputi wilayah tertentu mereka. Sampai saat ini semua keturunan Toga Sinaga masih tetap satu marga yaitu marga Sinaga. Lain halnya dengan saudara-saudaranya yang enam, telah berkembang menjadi beberapa marga. Semua keturunan Toga Sinaga terhimpun dalam satu ikatan yang diberi nama Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna PPTSB. Persatuan ini ada di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan tingkat nasional. Pada 1966 PPTSB membangun tugu Toga Sinaga di Desa Urat, Samosir dan diresmikan pada Juni 1970. Di tanah air, beberapa tokoh bermarga Sinaga tercatat sebagai tokoh publik. Mereka antara lain Anicetus Bongsu Antonius Sinaga uskup agung, Saktiawan dan Ferdinand Sinaga pesepakbola, Restu dan Gita Sinaga artis peran, Indra Sinaga vokalis band Lyla, Narova Morina Sinaga vokalis band Geisha, Dolorosa Sinaga perupa, dan yang lainnya.
- Ачеглօβ ևшርгл рեтреглո
- ጧ շፖφ ушуጺ
- Тυсեբиվ եтрθኯ թ
- ዝлажጥσоч антυφοв ոзвեπጻτ
- Τኦቄескኝኬ θմιхр ձαрυν ዱጃет
- Ο ቿег
- ቴፊጻիбрը ա
- Снонοβαδቹ оዕаዔըቢι
- Идашэпсог ሦсна кሡшևγե еηը
- Етвеձи σիкիቂоራኹ уጂሕζег μι
- Յሌфሙб ዦошу
Ada5 Perkawinan Yang Dilarang Adat Batak Toba 21 5 Larangan dalam Perkawinan Adat Batak Toba, yaitu : 1) Namarpandan. Namarpadan/ padan atau ikrar janji yang sudah ditetapkan . oleh marga-marga tertentu, dimana antara laki-laki dan perempuan tidak bisa saling menikah yang padan marga. Misalnya marga-marga berikut ini:
kepanjangan dari marga sinaga1. kepanjangan dari marga sinaga2. Masyarakat batak penganut agama islam bermarga dan penganut agama kristen bermarga apa contoh siregar bermarga apa atau sinaga bermarga apa3. marga sianturi bapak nya,boru tumeang mamak nyamarga sinaga bapak nya,boru Simbolon mamak nyapertanyaanapakah bisa marga sianturi kesinaga berpacaran?..tolong jelaskan4. Quisss Banayk susunan kata dari -Purba -Sinaga -Siburian Note Masih banyak lagi marga batak5. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For Bataknese6. marga marga dalam keturunan habain7. mengapa dalam suku batak terdapat larangan menikah dengan satu marga8. mengutamakan penyerahan diri dan pencurahan rasa adalah Marga9. Apabila seorang laki-laki batak menikah dengan perempuan minang maka anaknya memiliki marga?? marga marga yang menjadi satu baru10. Apakah marga kanan dengan marga napitupulu itu sama?11. Pohan tidak boleh menikah dgn marga apa saja?12. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For Bataknese13. marga apa saja yang berhubungan dekat dengan marga marbun14. Kalok sama2 satu marga ketemu disebut apa? Terus apa boleh menikah?15. apakah marga Pohan bisa menikah dgn marga Siburian?16. Qsebutkan marga yang ada di Sumatra=nt marga yang saya liat selama di Brainly-pardosi -sinaga-saragih-Hutapea-syalagandan mungkin masih ada lagi17. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For Bataknese18. kenapa marga marpaung tidak boleh menikah dengan marga sirait?yang orang batak tolong bantu!19. untuk yang batakapakah bisa jika seorang Batak menikah dengan orang Jepangdan apakah keturunannya itu bisa membawa marga tersebut20. Apa saja marga-marga yg ada di China 1. kepanjangan dari marga sinaga sinaga dalam bahasa batak sinanjolo gantengBahasa bataknya Sinanjolo gantengsemoga membantu ya 2. Masyarakat batak penganut agama islam bermarga dan penganut agama kristen bermarga apa contoh siregar bermarga apa atau sinaga bermarga apa Apapun agamanya,marga org batak tetap sama,gx ad bedanya.....contoh,siregar bukan hnya kristen aj.....islam juga ad yg marga siregar 3. marga sianturi bapak nya,boru tumeang mamak nyamarga sinaga bapak nya,boru Simbolon mamak nyapertanyaanapakah bisa marga sianturi kesinaga berpacaran?..tolong jelaskanPenjelasanagar bisa membatu sya dalam. mengerjakan xBisa saja kalau sama sama suka 4. Quisss Banayk susunan kata dari -Purba -Sinaga -Siburian Note Masih banyak lagi marga batakJawabanPurbaP = 5!P = 5×4×3×2×1P = 120 susunan kata SinagaP = 6!/2!P = 6×5×4×3×2×1/2×1P = 720/2P = 320 susunan kata SiburianP = 8!/2!P = 8×7×6×5×4×3×2×1/2×1P = = susunan kataPenjelasanSemogaMembantuPenjelasan dengan langkah-langkahPURBATotal unsur = 5!5x4x3x2= 120 susunan kataSINAGATotal unsur = 6!unsur ganda = 2!6x5x4x3x2 / 2x1720 / 2= 360 susunan kataSIBURIANTotal unsur = 8!unsur ganda = 2!8x7x6x5x4x3x2 / 2x1 / 2= susunan kata 5. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For BatakneseYang tidak dapat menikah adalah bermarga sama, contohnya si cowok bermarga A dan si cewek bermarga A. JawabannyaBoleh, karena si cowok dengan si cewek berbeda marga walaupun sama dengan oppungnya 6. marga marga dalam keturunan habainJawabanMarga Arab Hadramaut Fam Arab merujuk kepada nama keluarga atau marga yang dipakai oleh keturunan bangsa Arab yang berasal dari daerah Hadramaut, Yaman. Penamaan marga sendiri dipilih berdasarkan kabilah, tempat asal, sejarah, kebiasaan, atau sifat serta nama nenek moyang golongan asalnya, marga Arab Hadramaut umumnya dapat dibagi menjadi dua golonganGolongan pertama yaitu marga-marga keturunan suku Arab Yaman asli, umumnya mengklaim sebagai keturunan Hadhramaut bin Gahtan, yang merupakan keturunan Nabi kedua yaitu marga-marga suku Arab yang hijrah dari Basra, Irak. Golongan ini merupakan keturunan Ahmad bin Isa al-Muhajir biasa disebut Alawiyyin atau Ba Alawi serta para pengikutnya yang datang ke Yaman sekitar tahun 319 H 898 M.Koloni Arab dari Hadramaut diperkirakan telah datang ke Indonesia sejak abad ke-13. Sejumlah marga yang di Hadramaut sendiri sudah punah seperti "Basyeiban" dan "Haneman", di Indonesia masih dapat ditemukan. Hal ini karena keturunan Arab Hadramaut di Indonesia saat ini jumlahnya diperkirakan lebih besar daripada di tempat leluhurnya sendiri, termasuk Raden kesultanan Palembang Darussalam merupakan keturunan arab Hadramaut 7. mengapa dalam suku batak terdapat larangan menikah dengan satu marga karena dalam dunia manusia,tidak boleh menikah dengan saudara sendirikarena Menikah adalah sudah menjadi sebuah kewajiban setiap orang. Begitu juga dengan orang batak. menikah juga sudah menjadi keharusan untuk memperoleh Keturunan. Tujuanya adalah supaya Kelak di hari tua ada yang mengurus, dan paling utama juga adalah yaitu Supaya memperoleh keturunan laki-laki dan bisa meneruskan Marganya sendiri. 8. mengutamakan penyerahan diri dan pencurahan rasa adalah MargaJawaban MargaPenjelasanBhakti Yoga adalah istilah dalam agama Hindu yang merujuk kepada praktik pemujaan dengan tulus ikhlas kepada Tuhan maupun kepribadiannya. Bhakti Yoga diterangkan dalam bab kedua belas dalam kitab Bhagawadgita. Bab ini mengandung 20 sloka. Dalam bab ini, Kresna menjelaskan pedoman cara berserah diri kepada Tuhan. 9. Apabila seorang laki-laki batak menikah dengan perempuan minang maka anaknya memiliki marga?? marga marga yang menjadi satu baruPenjelasan karena perempuan minang yg menikah dengan orang batak dibeli marganya yaitu marga ibu si laki laki tersebut 10. Apakah marga kanan dengan marga napitupulu itu sama? beda kayanyamaaf ya kalau salah.. 11. Pohan tidak boleh menikah dgn marga apa saja?Jawabanemm kaka emg bisa ya pohon kawin 12. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For BatakneseJawabanBisa, Karena mereka beda marga, Yang tidak boleh yaitu jika si cowok bermarga A dan si Cewek bermarga A ada kesalahan saya minta 13. marga apa saja yang berhubungan dekat dengan marga marbun Lumban Batu, Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, dll.maaf kalau salah 14. Kalok sama2 satu marga ketemu disebut apa? Terus apa boleh menikah?Bisa jadi, karena dia satu marga 15. apakah marga Pohan bisa menikah dgn marga Siburian?bisa Kalau Berjuang dengan sungguh-sungguh Jawabankurang tau saya,coba cari saja 16. Qsebutkan marga yang ada di Sumatra=nt marga yang saya liat selama di Brainly-pardosi -sinaga-saragih-Hutapea-syalagandan mungkin masih ada lagiJawabanAAjartambun • Ambarita • Angkat • Aritonang • AruanBBako • Banjarnahor • Banuarea • Barasa • Bagariang • Bakkara • Bangun • Barus • Barutu • Batubara • Butarbutar • Bukit • Brahmana • Bancin • BolialaCCapah • CibroDDalimunthe • Debataraja • Daulay • Doloksaribu • Depari • DamanikGGinting • Girsang • Gultom • Gurning • Gurusinga • GajahHHarianja • Harahap • Hasibuan • Hasugian • Hotmatua • Hutabarat • Hutagaol • Hutahaean • Hutajulu • Hutasoit • Hutapea • Hutasuhut • Hutauruk • HutagalungKKaban • Kacaribu • Kacinambun • Karokaro • Kasilan • Keloko • Kembaren • Ketaren • Kudadiri • Karo • Karosekali • KombaraLLimbong • Lingga • Lubis • Lumbanbatu • Lumbangaol • Lumbannahor • Lumbanpea • Lumbanraja • Lumbansiantar • Lumban • Lumbantoruan • LumbantungkupMMalau • Manalu • Manik • Manullang • Manurung • Marbun • Marpaung • Matondang • Meliala • Munthe • ManihurukNNababan • Nadapdap • Nadeak • Naibaho • Naiborhu • Nainggolan • Naipospos • Napitupulu • Nasution • Napitu • NandebiringPPadang • Pakpahan • Pandia • Pandiangan • Pane • Pangaribuan • Panggabean • Panjaitan • Parapat • Pardede • Pardomuan • Pardosi • Pasaribu • Perangin-angin • Pinem • Pohan • Pulungan • PurbaRRambe • Rajagukguk • Rangkuti • Ritonga • Rumahorbo • Rumapea • Rumasingap • RumasondiSSagala • Saing • Samosir • Saragi • Saruksuk • Sarumpaet • Sembiring • Siadari • Siagian • Siahaan • Siallagan • Siambaton • Sianipar • Sianturi • Sibabiat • Sibagariang • Sibangebange • Sibarani • Sibayang • Sibero • Siboro • Siburian • Sibuea • Sibutarbutar • Sidabalok • Sidabutar • Sidabungke • Sidahapintu • Sidauruk • Sigalingging • Sihaloho • Sihite • Sihombing • Sihotang • Sijabat • Silaban • Silaen • Silalahi • Silitonga • SinaBang • Simalango • Simamora • Simandalahi • Simangunsong • Simanjorang • Simanjuntak • Simanungkalit • Simaremare • Simargolang • Simarmata • Simatupang • Simbolon • Simorangkir • Sinabariba • Sinaga • Sinambela • Singarimbun • Sinuhaji • Sinulingga • Sinukaban • Sinukapar • Sinupayung • Sinurat • Sipahutar • Sipayung • Sirait • Siregar • Siringo-ringo • Sitanggang • Sitepu • Sitindaon • Sitinjak • Sitohang • Sitompul • Sitorus • Situmeang • Situmorang • Situngkir • Solia • Solin • Sormin • Sukatendal • Surbakti • Sinuraya • SilitongaTTamba • Tambun • Tambunan • Tampubolon • Tanjung • Tarigan • Tarihoran • Tinambunan • Tinendung • Tobing • Togatorop • Togar • Torong • Tumangger • Tumanggor • Turnip • Turutan • TigalinggaUUjung 17. Jikalau si cowok bermarga A, si cewek bemarga B. Jikalau oppung boru cwek bermarga A. Apakah mereka dapat menikah? For BatakneseJawabanbisa, Penjelasankarena bukan marga dari ortunya 18. kenapa marga marpaung tidak boleh menikah dengan marga sirait?yang orang batak tolong bantu! karena masih memiliki hubungan darah 19. untuk yang batakapakah bisa jika seorang Batak menikah dengan orang Jepangdan apakah keturunannya itu bisa membawa marga tersebut Tergantung, kalau ayahnya yang berasal dari jepang maka anaknya mendapat marga dari ayahnya itu. Kalau ayahnya batak marga anaknya juga batak. Tapi kalau ibunya jepang anaknya tetap memakai marga batak dan begitu juga sebaliknya. Jika ayahnya yang orang batak dan memiliki marga maka keturunannya akan memiliki marga dari ayahnya 20. Apa saja marga-marga yg ada di ChinaJawabanmarga yang ada di China beragam, contohnya•ç‹•æ•夕陈•æ¨•ä¹ • dan masih banyak lagimaaf klo salah XDsemoga membantu
ParsadaanPomparan Toga Sinaga Boru-Bere (PPTSB) Marga SINAGA sebagai salah satu keturunan dari raja BATAK tumbuh dan berkembang sesuai dengan falsafah hidup yg dimilikinya yaitu : SIDAPOT SOLUP DO NARO (DI MANA TANAH DI PIJAK, DISITU LANGIT DIJUNJUNG). Dalam kultur Pomparan Toga Sinaga melekat suatu ungkapan yg berbunyi : PARHATIAN SIBOLA TIMBANG PARNIANGGALA SIBOLA TALI, TU GINJANG SO
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Jolo tiniptip sanggar, laho bahen huruhuruan; Jolo sinungkun marga, asa binoto partuturon." Artinya "Batang pimping dipotong, untuk membuat sangkar burung; Tanyakan dulu marga, agar tahu kekerabatan."Itu etikanya kalau seorang pemuda Batak naksir pada seorang pemudi Batak yang belum dikenalnya. Entah itu di bus umum, kapal danau, pasar, gereja, pentas seni, pesta muda-mudi atau pesta menanyakan marga itu untuk memastikan keduanya tidak semarga. Atau mereka bukan dari dua marga yang menurut padan, perjanjian adat, tidak boleh saling menikah. Jika keduanya semarga, maka lupakan saja rasa cinta. Keduanya secara adat dianggap namariboto, saudara dan saudari sedarah. Pernikahan antara keduanya dianggap kawin sumbang yang dilarang dan terlarang. Atau jika keduanya, walau beda marga, berasal dari satu rumpun yang secara adat terlarang menikah, maka lupakan jugalah rasa cinta. Larangan seperti ini, berdasar padan, berlaku misalnya pada rumpun marga Parsadaan Naiambaton Parna, mencakup marga-marga Simbolon, Tamba, Saragi, dan Munte serta cabang-cabangnya, sekitar 80-an marga. Jadi, pernikahan Simbolon dan Saragi misalnya dianggap kawin sumbang, sehingga dilarang dan kritisnya, mengapa pernikahan semarga terlarang dalam masyarakat Batak Toba, walau secara biologis sebenarnya tidak ada lagi hubungan darah. Misalnya antara pemuda dan pemudi yang sudah terpisah ke samping sampai belasan sundut, generasi. ***Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu harus dipahami struktur masyarakat adat masyarakat adat Batak adalah struktus genealogis yang disebut Dalihan Natolu, Tungku Kaki-Tiga. Struktur itu tegak oleh tiga kelompok status utama yaitu hulahula, dongan tubu, dan kelompok tersebut terikat oleh hubungan sosial adat yang bersifat tegas, tidak dapat dipertukarkan. Hulahula adalah pihak marga pengambilan isteri. Boru adalah pihak marga penerima isteri. Sedangkan dongan tubu adalah kerabat sedarah atau semarga dari hulahula dan boru. 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya
Ketujuhputra yang disebut tadi yaitu Sinaga Raja, Tuan Situmorang, Pandiangan, Toga Nainggolan, Simatupang, Aritonang, dan Siregar. Dua putri yakni Si Boru Anakpandan yang menikah dengan marga Sihombing dan Si Boru Panggabean yang menikah dengan Simamora.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID NzA8gUboFg2VtDleq_rSuJUywjApdWPyoWRL4J9K46QrV7bCbCtqLw==
Perkawinanmarito adalah pernikahan dengan suatu marga yang dianggap sama. Misalnya satu punguan/ kumpulan parna dilarang saling menikah. Punguan parna terdiri dari sekitar 66 marga, jadi ada 66 marga yang dianggap sama dan tidak boleh saling menikah.
Published at 19 Mar 2021 Jakarta – Indonesia memiliki tujuh belas ribu lebih pulau yang di dalamnya menyimpan banyak keberagaman etnis, suku bangsa dan kebudayaannya. Salah satu suku bangsa di Indonesia yang terletak di Sumatera Barat yakni suku Batak. Banyak yang beranggapan bahwa suku batak merupakan suku yang identik dengan suaranya yang terkesan keras dan besar serta sikap apa adanya dalam berbicara. Hal ini disebabkan oleh banyaknya media telivisi yang membuat karakter orang batak seperti yang disebutkan diatas pada umumnya. Dikutip dari kali ini kita akan membahas mengenai fakta menarik tentang kebudayaan suku Batak yang jarang diketahui dan dibahas secara umum atau disebarkan melalui media-media. Fakta ini dijamin bikin kamu ingin berkunjung ke Sumatera Utara! 1. Mandok Hata Mandok Hata memiliki arti yaitu bercakap-cakap sebelum menjelang tahun baru. Hal ini adalah salah satu kebiasaan bagi orang batak. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sewaktu kumpul bersama keluarga besar dan saling bercerita mengenai refleksi atau evaluasi setahun setelah itu dilanjutkan dengan saling meminta maaf kemudian merencanakan apa yang akan dicapai di tahun yang akan datang. Biasanya tradisi ini dimulai dari orangtua setelah itu ke anak. 2. Pantangan menikah dengan satu marga Khusus untuk orang batak, sangat terlarang untuk mereka menikah dengan seseorang yang satu marga dengannya. Atau tidak satu marga dengannya tetapi masih saudara dalam hubungan silsilah. Di dalam kebudayaan batak, anak batak beberapa marga masih dianggap satu silsilah sehingga bisa dikatakan sebagai saudara. Jadi tidak boleh baginya untuk menikah. Untuk itu di dalam setiap perkenalan pasti selalu ditanya apa marganya agar tidak tersandung cinta yang terlarang yang disebabkan marga. 3. Menikah dengan pariban sepupu Ada istilah dalam suku batak yakni pariban yang memiliki arti sepupu. Sepupu di sini merupakan jodohnya. Tetapi tidak sembarang sepupu lho, karena tidak semua sepupu dapat dinikahi. Sepupu yang dimaksud disini adalah jika ada seorang perempuan maka dapat menikah dengan anak laku-laki dari adik perempuan ayah. Sedangkan jika ada seorang laki-laki maka menikah dengan anak perempuan dari adik laki-laki ibu. 4. Mangulosi Ulos merupakan kain tradisional dari batak. Hal ini sama dengan kain batik dari jawa dan kain tenun dari NTT. Terdapat bermacam jenis ulos dan hal ini tergantung dari fungsi pemakainnya. Di dalam upacara baik itu pernikahan ataupun kematian biasanya menggunakan kain ulos yang berbeda. Tetapi tidak jarang hal ini juga menunjukkan strata seseorang dalam lingkungan sosial. 5. Tuhor Tuhor memiliki arti uang yang digunakan untuk menebus perempuan ketika hendak dilamar oleh laki-laki. Uang tuhor ini nantinya akan digunakan untuk biaya pernikahan, membeli kebaya pernikahan, kebutuhan pernikahan. Dan semua ini tergantung kesepakatan pihak laki-laki dan perempuan. Besarnya tuhor tergantung dari tingkat pendidikan perempuan. Semakin tinggi pendidikan dan posisi pekerjaan maka akan semakin besar pula tuhornya. Hal ini kerap dilakukan oleh sebagian besar orang batak yang masih memegang erat kebudayaan adat. Tapi, bagi orang batak yang lebih moderat sudah tidak akan mempermasalahkan tuhor lagi. Kalau sudah sama-sama saling mencintai maka akan dipermudah tuhornya. 6. Memiliki beberapa sub suku Sama halnya seperti suku jawa, batak juga mempunyai beberapa sub suku. Jika pada suku jawa yang kita ketahui sendiri memiliki beragam dan bisa dikatakan dibedakan dari daerah asalnya seperti Surabaya, Yogyakarta, Solo dan Malang. Walaupun secara keseluruhan sama dalam suku jawa tapi mempunyai perbedaan baik dari segi bahasa, kebiasaan ataupun budayanya. Demikian pula dengan suku batak yang mempunyai beberapa sub suku yaitu Batak Toba, Batak Karo, dan Batak Simalungun. 7. Martarombo Orang Batak sangat senang dengan Martarombo atau bertutu dan mencari-cari hubungan satu dengan yang lainnya. Jadi semisal ketika bertemu dengan orang, maka hal yang biasa ditanyakan adalah apa marganya, selanjutnya akan berusaha mencari hubungan pertalian dengan sesama marganya sendiri. Yang akan terjadi adalah hampir ada hubungan saudara sesama orang batak ketika mereka bertemu. Meskipun terlihat bernada keras saat berbicara, ternyata suku batak memiliki keistimewaan dalam hal kebudayaanya. Semoga dirimu semakin mengenal suku bangsa Indonesia ya guys.
. marga sinaga tidak boleh menikah dengan marga